Tuesday, March 10, 2009

BERTANI DI KOTA

BERTANI DI KOTA


KOTA yang sibuk, bising, penuh polusi dan padat seakan tidak menyisakan ruang bagi keteduhan warganya. Ruang-ruang di kota dipenuhi oleh tempat usaha, permukiman, dan sarana penunjang kegiatan kota, sehingga rasanya sulit untuk menjumpai lahan luas dan terbuka yang hijau seperti di wilayah pedesaan.

Di tengah gersang dan sempitnya lahan, bisakah kita mengubah kota kita menjadi lebih hijau? Jawabannya singkat saja, bisa. Namun muncul pertanyaan-pertanyaan berikutnya. Bagaimana caranya? Lahan saja tidak ada, air susah didapat, udara kotor dan bau, banyak tikus berkeliaran, dan sederet pertanyaan lain yang dilontarkan sebagai batu sandungan untuk mewujudkan upaya tersebut.

Sebelum menjabarkan lebih jauh tentang kata bisa, kita perlu mengupas beberapa hal tentang pertanian. Selama ini pengertian pertanian seiring disamakan dengan pedesaan, hamparan sawah, tegalan dan perkebunan yang luas, kebun-kebun yang hijau serta pohon-pohon rindang. Bahkan pelaku pertanian sering digambarkan kotor, miskin, kurang gaul, dan lain-lain. Itulah gambaran yang terlintas di benak masyarakat awam tentang pertanian dan petani.

Padahal, kehidupan orang kota sebenarnya tidak terlepas dari tanaman. Buktinya, ada taman kota, dan ada kawasan jalur hijau yang di dalamnya terdapat barbagai jenis tanaman yang dapat menyejukkan mata. Kawasan-kawasan tersebut merupakan bagian dari pertanian dalam skala kecil. Hal ini membuktikan bahwa di kota pun kita dapat bertani, asalkan kita mengetahui caranya.

Salah satu cara untuk memenuhi kebutuhan tersebut adalah dengan memanfaatkan lahan yang tersedia secara maksimal untuk bertani. Misalnya memanfaatkan pekarangan untuk menghasilkan produk pertanian, seperti sayuran, buah-buahan, tanaman hias, tanaman obat serta tanaman bumbu-bumbuan.

Bertani di kota, sebenarnya sama dengan pertanian yang biasa kita kenal, yaitu kegiatan produksi, panen, pasca panen serta konsumsi bahan-bahan hasil pertanian, baik untuk keperluan sendiri atau komersil dan dilakukan di lingkungan kota.

Pertanian perkotaan bisa menguntungkan dan menyenangkan karena kita dapat mengurangi polusi udara, memanfaatkan potensi kota yang terabaikan, mengurangi stress, menjadi saran belajar yang menyenangkan bagi keluarga, memperindah halaman, menyediakan kebutuhan rumah tangga sehari-hari, menghemat pengeluaran, menambah penghasilan keluarga dan menjaga keseimbangan lingkungan kota.


TAHAPAN BERTANI

Model Verticulur
1. Siapkan benih sayuran dipilih sesuai wadah yang digunakan, misalnya selada, sawi, tomat, cabai dan sebagainya.
2. Siapkan kotak persemaian yang terbuat dari bamboo, kotak kayu, kaleng bekas, dan wadah lainnya.
3. Wadah tanaman dapat terbuat dari kaleng, drum bekas atau pot semen ( di bagian bawah wadah dibuat lubang untuk mengalirkan air yang berlebihan )
4. Media tanam dimasukkan ke dalam wadah sampai agak penuh. Kurang lebih 5 cm dari permukaan wadah dikosongkan.
5. Benih berukuran kecil seperti bayam dan kenikir, disiapkan dengan cara:
- sebarkan dengan merata pada permukaan media, usahakan agar benih tersebar agak jarang;
- lalu tutup dengan media tanam sehalus mungkin.
Benih berukuran besar seperti kangkung dan kacang panjang, caranya:
- Buat lubang tanam dalam wadah yang jumlahnya sesuai dengan ukuran wadah;
- Masukkan ke dalam lubang tanam 2-3 butir benih;
- Tutup dengan media;
- Kecambah akan tumbuh setelah lebih dari 3 hari sejak tanam
6. Di atas sebaran benih ditutupi dengan mulsa, menggunakan jerami/sekam padi atau serbukgergaji kayu agar benih tidak hanyut waktu disiram.
7. Letakkan semaian tersebut di tempat yang agak teduh dan disiram teratur tiap hari.
8. Media semai adalah campuran antara pupuk kandang, tanah subur, sekam padi/abu gosok dengan perbandingan (1:1:1)
9. Penanaman dilakukan setelah bibit berumur kira-kira 15-20 hari (setelah bibit berdaun 2-3 lembar), bibit tersebut dapat kita pindah ke rak-rak pertanaman denga jarak 20 cm. Simpanlah bibit di tempat yang tidak terkena sinar matahari langsung agar tidak layu.
10. Penyiraman dilakukan secara teratur, minimal sekali sehari untuk menjaga agar tanaman tetap basah dan segar.
11. Penyiangan dilakukan dengan mencabuti gulma yang tumbuh di sekitar tanaman yang kita usahakan. Kemudian disusul dengan:
- Penggemburan media tanam
- Pemasangan ajir untuk tanaman sayuran tomat, dan kacang panjang
12. Pemupukan susulan dilakukan dengan cara memberikan pupuk cair yang berasal dari air hasil rendaman pupuk kandang.
13. Pengendalian hama dan penyakit dianjurkan secara selektif. Usahakan agar pemberantasan hama tidak memakai zat kimia, agar tidak tercemar pestisida gunakan pestisida alamia/nabati, serta selalu menjaga kebersihan di sekitar tanaman.
14. Pemanenan dilakukan setelah tanaman berumur 50-60 hari.

BAGAIMANA MEMBUAT PUPUK ORGANIK
Pupuk organik adalah pupuk yang terbuat dari bahan-bahan alami, yang terjadi secara alami, mudah didaur ulang melalui bantuan cacing, bakteri, jamur, kapang, dan lain-lain. Pupuk organik menjadi bahan-bahan unsure tanah yang menjadi bahan makanan tanaman.

Beberapa cara pembuatan pupuk organic beserta bahan utamanya dapat dilihat pada uraian berikut:
Kompos Bakteri Alami ( kompos super )
Bahan:
1. 100 kg arang sekam
2. 200 kg kotoran hewan
3. 3-5 kg dedak/bakatul
4. 0,25 kg gula pasir/gula merah
5. 0,5 liter bakteri
6. air secukupnya.

Pupuk Hijau Alami
Bahan:
1. 200 kg hijau daun atau sampah dapur
2. 10 kg dedak halus
3. 0,25 kg gula pasir
4. 0,25 liter bakteri
5. 200 liter air

Pupuk Cair Alami

Bahan:
1. 1 liter bakteri
2. 5 kg hijau-hijauan/daun segar (bukan sisa dan jangan menggunakan daun dari pohon yang bergetah berbahaya seperti karet, pinus, dammar dan yang sulit lapuk seperti paohon jati)
3. 0,5 kg terasi dicairkan dengan air secukupnya.
4. 1 kg gula pasir/gula merah
5. 30 kg kotoran hewan
6. Air secukupnya
7. Drum/gentong/ember yang bias ditutup rapat.

Kegunaan:
1. Mempercepat pengomposan dari 3-4 bulan menjadi 30-40 hari.
2. Dapat digunakan langsung sebagai pupuk semprot apabila tanah sudah diberi kompos.
3. Apabila tanah kurang subur, penggunaan langsung sebagai pupuk tidak dianjurkan.
4. Larutan pupuk cair tidak diperbolehkan untuk dicampurkan dengan bakteri lain terutama bahan kimia atau bahan-bahan untuk pestisida.

Pembuatan “ Biang Pupuk “

Bahan:
1. Berbagai jenis buah-buahan yang sudah masak 5 kg.
2. 0,25 kg gula putih/gula merah
3. Air cucian beras 1 liter
4. Alkohol 40 % (bias diganti dengan air tape)
5. Cuka 10 sendok makan
6. Gula pasir 1 ons.

Pembuatannya.
1. Buah-buahan ditumbuk atau diparut.
2. Ambil sari buahnya dengan cara disaring atau diperas.
3. Campurkan sari buah dalam larutan gula.
4. Campurkan larutan tadi ke dalam air beras, cuka dan alcohol.
5. Simpan dalam botol yang tertutup selama 2 mingguan tidak terkena sinar matahari.
6. Bahan siap digunakan

Penggunaan:
1. Sebagai pupuk cair dan sekaligus mengendalikan hama tanaman.
2. Bahan pembuatan kompos.

Pupuk Bokasih
Bahan:
1. Kotoran ternak 60% bagian
2. Tanah humus 25% bagian
3. Potongan keci-kecil merang padi 10% bagian
4. Bakatul/bungkil 5% bagian

Cara Pembuatannya:
1. Adun bahan sampai merata sambil disiramkan air secukupnya, jangan sampai becek.
2. Tutup dengan plastic atau dedaunan, jangan sampai terkena hujan atau sinar matahari langsung.
3. Setiap 3 hari bahan diaduk dan ditambahkan air siraman bila keadaan kering.
4. Proses pengomposan akan selesai selama 2-3minggu.
5. Air siraman dapat ditambahkan bian pupuk, atau larutan gula 1 sendok per liter.

Ramuan untuk Mempercepat Tanaman Berbuah
Bahan;
1. Telur ayam kampong 2 butir
2. Gula pasir 2 ons
3. Jeruk nipis 3-4 butir
4. Madu 3 sendok makan

Cara Pembuatannya:
1. Telur ayam dikocok/diaduk hingga kuning putih telurnya tercampur secara merata.
2. Gula dilarutkan dalam 1 liter air.
3. Peras jeruk nipis dan ambil sarinya.
4. Semua bahan dicampur sambil diaduk hingga merata atau dapat ditambahkan madu
5. Larutan siap digunakan untuk 0,5 gelas dicampur dengan 14 liter air.
6. Semprotkan larutan ke bagian bawah daun setiap 10 hari.
7. Penyemprotan dihentikan bila bunga sudah terbentuk.

No comments:

Post a Comment